Tak hanya itu, ia juga menyoroti situs bersejarah Candi Pari, sebuah candi peninggalan zaman Majapahit yang terletak di Sidoarjo. Candi ini merupakan bukti kejayaan masa lalu yang perlu dijaga keutuhannya. “Candi Pari adalah saksi bisu sejarah kita. Kalau kita abai, suatu hari nanti kita akan kehilangan bukti nyata peradaban kita sendiri,” tambahnya.
Acara yang berlangsung pada Minggu, 6 Oktober 2024 ini, mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan, mulai dari pegiat budaya, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Mereka berharap bahwa semangat pelestarian ini dapat terus ditanamkan dan diteruskan kepada generasi penerus, agar kekayaan budaya Jawa Timur, khususnya dari Sidoarjo, tetap lestari.
“Jangan sampai seni, budaya, dan situs sejarah kita hilang ditelan bumi. Mari kita jaga bersama-sama, agar anak cucu kita kelak masih bisa mengenal dan menikmati warisan ini,” pungkas Mbah Karno. (Srigalak)