Di laman dari berita online lira media yang memberikan klarifikasi sepihak sehingga merugikan salah satu wartawan, berita ini di buat untuk meluruskan permasalahan yang ada.
dari proposal yang di sebar sebelum acara santunan anak yatim dalam rangkah peringatan hari pers Nasional lira media sebelum tanggal 28 Maret sejak di luncurkannya stop pers kepada saudari srih hariani berarti saat proposal di sebar masih resmi sebagai anggota lira media.
Dengan adanya pemberitaan yang sepihak srihariani merasa di rugikan seharusnya klarifikasi dan permohonan maafnya di dampingi oleh pihak media namun malah lepas tangan

Untungnya dengan kebesaran hati LSM LIRA Sidoarjo semua permasalahan yang terjadi bisa di maafkan dan menjalin lagi persaudaraan antara media dan LSM LIRA
Srih Hariani saat di temui mengatakan ” saat itu saya memang memasukkan proposal di salah satu PT. dan sempat di foto Namun proposal di kembalikan ,setelah itu saya memasukkan lagi proposal ke RS gedek atas izin dari pimpred saya lira media, bolehkah saya memakai kwitansi ini dia menjawab tidak apa apa, makanya saya tidak fikir panjang sehingga saya melakukan pelanggaran,dan pihak rumah sakitpun bilang minta lansung saya transfer rekening kantor ,tapi saat saya konfirmasi ke pimpred melalui via WhatsApp hanya di lihat saja,itu pada tgl 27 februari saat acara di laksanakan “ungkapnya.
Pada tanggal 27 Maret Sri hariani mengirim berita ke pada pimpred lira media dan mengungkapkan rasa kecewanya karna seringnya mengirim berita namun tidak kunjung di naikkan dengan dalih dia tidak sopan mengirim berita saat sahur dan dengan arogan mengeluarkan kata kata *DISINI YANG PEMRED BUKAN KMU KOK JADI YANG NGATUR2 KAMU, ILMU JURNALI MU MASIH AMBURANDUL SUDAH BERANI2 PERINTAH*
MAAF REDAKSI LIRAMEDIA TIDAK BUTUH ORANG SEPERTI ANDA…
SOMBONG, SOK PINTAR, MERASA PALING DIBUTUHKAN..,melalui WhatsApp dan masih tersimpan di hp saya” tambahnya .

Terkesan lira media angkat tangan terkait permasalahan yang sudah beredar karna proposal tersebar sebelum tanggal 28 Maret di mana Sri hariani di stop pers dengan alasan yang tidak di jelaskan pada publik bahwa Sri hariani di kluarkan karna sering mengirim berita dan protes pada jam sahur.
Seharusnya sebagai Pimpinan redaksi harus mengakui dan menghargai dedikasi wartawan yang rajin mengirimkan berita. Komunikasi positif dan umpan balik yang membangun sangat penting.
Berikan arahan tentang waktu-waktu ideal untuk mengirimkan berita, misalnya menghindari pengiriman berita di luar jam kerja kecuali dalam keadaan mendesak.(Asmaul)