Bupati Subandi Sidak Tiga Rumah Tak Layak Huni di Sidoarjo dan Porong pada Jumat Pagi: Kepedulian Nyata kepada Warga Miskin

Sidoarjo — Headlinexpers.com

Di hari Jumat pagi yang cerah (18/7/2025), Bupati Sidoarjo H. Subandi, S.H., kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat. Kali ini, ia melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap tiga rumah warga yang masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di dua kecamatan berbeda: Kecamatan Sidoarjo dan Kecamatan Porong.

Sidak dimulai pukul 09.00 WIB di rumah Bu Munjiati (66 tahun) yang terletak di Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo. Munjiati adalah janda dari mendiang pamong desa yang dulunya mengabdikan hidupnya sebagai mudin. Namun, meskipun berasal dari keluarga yang pernah berjasa, Munjiati belum pernah menerima bantuan sosial apapun. Rumah yang ia tinggali terlihat sangat memprihatinkan. Bangunan tua tersebut memiliki dinding yang lembab, kayu-kayu penyangga yang lapuk, serta atap bocor di berbagai titik.

Bupati Subandi tampak terenyuh melihat langsung kondisi tempat tinggal Bu Munjiati. “Rumah ini tidak layak dihuni, apalagi untuk seorang lansia. Saya prihatin dan tidak ingin membiarkan kondisi seperti ini terus berlangsung,” ucap Subandi usai memeriksa ruangan demi ruangan yang gelap dan pengap. Ia langsung menginstruksikan Dinas Sosial dan pihak terkait agar segera mempercepat proses verifikasi dan pendataan untuk pengajuan bantuan RTLH.

Pukul 09.10 WIB, Bupati Subandi melanjutkan kunjungannya ke rumah Bapak Madekan, masih di wilayah Sidokumpul. Madekan adalah seorang tukang becak yang telah puluhan tahun menggantungkan hidup dari menarik becak keliling pasar dan perkampungan. Pendapatannya tidak menentu, dan seluruhnya digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Rumahnya tidak kalah memprihatinkan—dinding terbuat dari kayu tipis yang nyaris roboh, lantai tanah yang tidak rata, serta minimnya fasilitas sanitasi yang layak.

Di depan Madekan dan beberapa warga sekitar, Bupati Subandi menyampaikan bahwa RTLH adalah bentuk tanggung jawab sosial. “Kalau rumah seperti ini tidak kita bantu, lantas apa gunanya kita ada? Pak Madekan segera kami bantu. Jangan tunggu lama-lama. Ini soal kemanusiaan,” ucapnya tegas.

Pukul 09.30 WIB, rombongan Bupati bergeser ke lokasi ketiga, yaitu rumah milik pasangan Suwandi dan Enny Marzuqo di Kelurahan Porong, Kecamatan Porong. Rumah yang dihuni mereka berdua sejak lama itu juga masuk kategori RTLH. Dinding banyak yang retak, atap bocor, dan area dapur nyaris roboh tanpa ventilasi. Saat Subandi datang, Enny tampak tak kuasa menahan tangis haru. Ia tidak menyangka rumahnya akan dikunjungi langsung oleh pemimpin daerah.

“Baru kali ini rumah kami didatangi langsung oleh Bupati. Biasanya cuma didata tapi tidak ada tindak lanjut. Saya sangat bersyukur dan berharap ada perubahan,” kata Enny.

Suwandi, suaminya, bekerja serabutan. Kadang menjadi kuli bangunan, kadang menjadi penjaga malam. Namun penghasilannya tak pernah cukup untuk memperbaiki rumah. Selama bertahun-tahun mereka menunggu bantuan, namun selalu kandas karena persoalan administrasi atau terbatasnya kuota bantuan.

Bupati Subandi mengatakan bahwa program RTLH adalah bagian dari strategi menyeluruh dalam mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sidoarjo. Ia tidak ingin ada warga yang tinggal di rumah tidak layak hanya karena alasan teknis. “Kalau ada warga yang rumahnya seperti ini, dan kita diam saja, itu artinya kita gagal menjalankan amanah. Saya ingin semua warga Sidoarjo merasa dilindungi, dihormati, dan diberikan hak yang sama untuk hidup layak,” tuturnya.

Dalam sidak tersebut, Subandi tidak sendirian. Ia didampingi Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo, Misbahul Munir; Dandim 0816 Sidoarjo, Letkol Inf. Dedyk Wahyu Widodo; perwakilan BAZNAS Sidoarjo; serta jajaran camat dan lurah setempat. Kolaborasi antarlembaga ini menjadi kekuatan utama dalam menjalankan program-program sosial yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.

Kepala Dinas Sosial Misbahul Munir menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan verifikasi lanjutan dan memastikan ketiga rumah tersebut masuk dalam daftar penerima bantuan RTLH tahun ini. Ia juga menyebut bahwa pendanaan RTLH tidak hanya bersumber dari APBD, tetapi juga bersinergi dengan BAZNAS, CSR perusahaan, serta gotong royong masyarakat.

Sementara itu, Letkol Inf. Dedyk Wahyu Widodo menyatakan bahwa Kodim siap mendukung penuh pelaksanaan perbaikan rumah warga miskin, termasuk pengerahan personel jika diperlukan. “Kami siap membantu dalam bentuk tenaga, bahan material, dan pendampingan. Ini bentuk bakti kami kepada masyarakat,” ucapnya.

Langkah cepat dan responsif yang ditunjukkan Subandi mendapat apresiasi luas dari warga. Pendekatan kepemimpinan yang langsung menyentuh warga ini dinilai sangat membumi dan jauh dari kesan birokratis. Bupati Subandi tidak hanya menerima laporan di balik meja, tapi memilih turun langsung ke lapangan untuk memastikan kebenaran kondisi yang dilaporkan masyarakat.

Di akhir kunjungannya, Subandi kembali menekankan pentingnya kecepatan dan kepekaan dalam merespons kebutuhan masyarakat. “Jangan biarkan rakyat kecil terus menunggu. Kalau bisa dipercepat, percepat. Ini tugas kita bersama,” tegasnya.

Bu Munjiati, Pak Madekan, serta Enny dan Suwandi menyampaikan rasa haru dan syukur atas perhatian yang mereka terima. “Semoga Pak Subandi selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. Terima kasih sudah peduli kepada orang kecil seperti kami,” ucap mereka hampir serempak.(Red)